Mengenal Trauma : Luka Psikologis yang Tak Terlihat

Ilustrasi trauma. (Freepik)

Solokini.com, Solo – Trauma adalah respons emosional terhadap peristiwa yang sangat mengejutkan, menakutkan, atau menyakitkan yang dialami seseorang.

Menurut American Psychological Association (APA), trauma bisa muncul akibat pengalaman seperti kecelakaan serius, kekerasan fisik, atau bencana alam.

Tidak semua orang mengalami trauma dengan cara yang sama. Reaksi terhadap trauma bersifat sangat individual.

Sebuah peristiwa yang tampak biasa bagi satu orang bisa menjadi sangat traumatis bagi orang lain.

Bisa jadi, dua orang bisa mengalami hal yang sama, namun hanya satu yang mengembangkan trauma.

Trauma pada seseorang bisa muncul tergantung pada latar belakang, pengalaman masa lalu, dan daya tahan psikologis masing-masing individu.

Baca juga : Kereta Mewah Compartment Suites Diluncurkan Hari ini, Bisa Turun di Stasiun Solo Balapan

Jenis-Jenis Trauma

Berdasarkan National Institute of Mental Health (NIMH), ada tiga kategori utama trauma, yaitu :

  1. Trauma Akut : terjadi akibat satu peristiwa traumatis, seperti kecelakaan lalu lintas atau serangan mendadak.
  2. Trauma Kronis : berkembang dari paparan jangka panjang terhadap tekanan, seperti pelecehan atau konflik berkepanjangan.
  3. Trauma Kompleks : merupakan hasil dari pengalaman traumatis berulang, terutama dalam konteks hubungan antarpribadi, seperti pengabaian masa kecil atau kekerasan dalam rumah tangga.
Baca Juga :  Apa Itu Julid? Pengertian dan Perspektif Ahli Psikologi

Gejala Trauma

Judith L. Herman dalam bukunya “Trauma and Recovery” (1992) menyebutkan bahwa trauma memengaruhi baik tubuh maupun pikiran seseorang.

Baca juga : Indosat Perkuat Jaringan di Jalur Mudik Jawa Tengah

Gejala trauma meliputi :

  • Kilas balik (flashback) atau mimpi buruk;
  • Rasa takut berlebihan atau mudah terkejut;
  • Mati rasa emosional dan kecenderungan menarik diri;
  • Gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, atau perasaan bersalah;
  • Perubahan suasana hati yang drastis.

Cara Menangani Trauma

Untuk mengatasi trauma membutuhkan proses pemulihan yang tidak instan. Upaya mengatasi trauma memerlukan waktu dan seringkali bantuan profesional.

Baca Juga :  Apa Itu Julid? Pengertian dan Perspektif Ahli Psikologi

Mengutip APA, terapi psikologis seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan EMDR terbukti efektif dalam membantu korban trauma.

Selain itu, dukungan sosial dari keluarga dan teman sangat diperlukan untuk membantu korban trauma.

Baca juga : Herloom Serviced Residence BSD Beroperasi, Usung Konsep Hotel Ramah Hewan Peliharaan

Di sisi lain, praktik perawatan diri seperti istirahat cukup, meditasi, dan aktivitas fisik ringan dapat mempercepat proses penyembuhan trauma.

Pentingnya Dukungan dan Validasi

Lingkungan yang memahami dan tidak menghakimi sangat penting bagi pemulihan trauma.

Rasa aman, validasi emosi, dan kehadiran orang yang dipercaya akan sangat membantu proses seseorang keluar dari luka psikologis yang dialaminya.

Meremehkan perasaan orang yang mengalami trauma justru dapat memperburuk kondisi korban trauma.

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang suportif bagi korban trauma.

Berita sebelumyaPemkot Solo Gandeng Polisi Berantas Parkir Liar dan Pungli di Kota Bengawan
Berita berikutnyaPeken Jasindo Hadir di Keraton Solo, Lestarikan Budaya sekaligus Berdayakan UMKM