
Solokini.com, Boyolali – Research Group (RG) Agribisnis Berkelanjutan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan pengolahan susu menjadi yoghurt. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas susu sekaligus memberdayakan ekonomi perempuan peternak.
Pelatihan diselenggarakan pada Senin, 16 Juni 2025, bertempat di Balai Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Sasaran utama kegiatan ini adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Brajan.
Program tersebut merupakan bagian dari Hibah Grup Riset (HGR) UNS tahun 2025. Kegiatan dirancang sebagai respons atas rendahnya nilai jual susu mentah serta masih terbatasnya keterampilan pengolahan hasil ternak di kalangan peternak rumah tangga.
Sebanyak 20 anggota KWT mengikuti pelatihan yang mencakup berbagai teknik pengolahan susu. Materi yang diajarkan antara lain proses pasteurisasi, fermentasi menggunakan bakteri probiotik, pengembangan variasi rasa, pengemasan higienis dan menarik, hingga strategi pemasaran produk.
Ketua Tim Pelaksana, Dr. Fanny Widadie, S.P., M.Agr., menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan usaha berbasis potensi lokal secara berkelanjutan.
“Boyolali dikenal sebagai sentra produksi susu sapi, namun pemanfaatan nilai tambahnya belum maksimal. Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi awal transformasi bagi KWT, dari sekadar pemasok susu mentah menjadi pelaku usaha produk olahan yang mandiri dan memiliki daya saing,” ujar Dr. Fanny.
Tim pelaksana pelatihan ini terdiri atas para dosen dan peneliti dari Fakultas Pertanian UNS yang tergabung dalam RG Agribisnis Berkelanjutan. Selain Dr. Fanny sebagai ketua, tim juga melibatkan Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, M.S.; Prof. Dr. Ir. Heru Irianto, M.M.; Dr. Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.S.; dan Dr. Setyowati, S.P., M.P.
Menurut Fanny, pelatihan tidak hanya diberikan dalam bentuk materi, tetapi juga dilengkapi praktik langsung pembuatan yoghurt. “Peserta kami ajak langsung mempraktikkan proses pembuatan yoghurt, dari tahap pasteurisasi hingga pengemasan. Di akhir kegiatan, kami juga membagikan peralatan dan bahan produksi kepada KWT Desa Brajan,” terangnya dalam keterangan tertulis, Senin (23/6/2025).
Program ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) poin ke-8, yaitu mendukung pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Dr. Fanny berharap, pelatihan ini dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk susu, mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak, dan memperkuat kemandirian ekonomi perempuan peternak di pedesaan.