Solokini.com, Karanganyar – Puncak acara Solo Raya Great Sale (SGS) 2025 tidak hanya menjadi ajang diskon besar-besaran di pusat perbelanjaan, tetapi juga membuka pintu investasi baru.
Dalam momen spesial yang akan digelar di kawasan bersejarah De Tjolomadu, Kadin Karanganyar menyiapkan satu agenda penting, penawaran aset-aset tidak produktif kepada investor.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Kadin Karanganyar, Joko Sutrisno, usai jumpa pers SGS di RM Said Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Senin (14/7/2025) malam.
Joko Sutrisno menegaskan bahwa penawaran aset ini merupakan bagian integral dari rangkaian kegiatan Soloraya Great Sale.
Tujuannya adalah menghidupkan kembali potensi ekonomi yang selama ini terpendam, seperti tanah kosong, gedung mangkrak, hingga lahan milik warga yang tidak terkelola.
“Solo Raya Great Sale bukan hanya soal belanja dan diskon. Ini momentum untuk menata ulang ekonomi daerah,” terang Joko Sutrisno.
“Kami akan mempertemukan pemilik aset dan calon investor langsung di De Tjolomadu,” lanjutnya
Joko Sutrisno menjelaskan, aset-aset yang ditawarkan tidak hanya dari Karanganyar, tapi juga dari 7 kabupaten/kota se-Solo Raya.
Kadin akan memfasilitasi pertemuan antara pemilik aset dan investor, termasuk anggota Kadin Indonesia dari berbagai daerah.
Salah satu fokus utama adalah lahan-lahan strategis di kawasan wisata seperti Tawangmangu.
Sebab selama ini justru membebani anggaran pemerintah karena harus dirawat tanpa menghasilkan manfaat ekonomi.
“Kalau dikelola investor, bisa disewakan, ada pajaknya, dan menciptakan lapangan kerja,” tutur Joko Sutrisno.
“Jadi tidak hanya mengurangi beban pemerintah, tapi justru memberikan pendapatan dan manfaat ke masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Selain menawarkan aset, forum ini juga membuka ruang konsultasi perizinan dan kemudahan investasi.
Proses legalitas dan pengelolaan aset dipastikan lebih efisien dan transparan.
Menurut Joko Sutrisno, sudah banyak investor yang menunjukkan minat sejak forum investasi sebelumnya.
“Perizinan sudah kita siapkan terintegrasi. Jadi begitu ada kecocokan, tinggal dijalankan. Kami ingin aset tidak produktif ini berubah menjadi sumber ekonomi baru,” urainya.
Kegiatan ini, kata Joko Sutrisno, menjadi contoh nyata bagaimana sebuah event promosi seperti SGS bisa memberi dampak jauh lebih luas dari sekadar konsumsi.
“Dengan menambahkan forum investasi dan penawaran aset, acara ini membuktikan bahwa pengembangan ekonomi lokal bisa dimulai dari pemanfaatan sumber daya yang sudah ada,” pungkasnya.