“Stories of Me”: Lensa Kamera ISI Solo Jadi Terapi Pemulihan Luka Batin Remaja

Solokini.com, Solo – Pameran “Stories of Me: Resiliensi pada Remaja melalui Fotografi” membuktikan bahwa seni visual bertransformasi menjadi medium terapi, penyembuhan, dan advokasi untuk isu kesehatan mental remaja.

Pameran yang merupakan hasil kolaborasi antara Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Soilo) dan Komunitas Arca ini dibuka pada Kamis, 20 November 2025, di Tafata Art Hub, Surakarta.

Acara ini didukung penuh oleh Kemendiktisaintek melalui Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025.

“Stories of Me” menghadirkan karya-karya kontemplatif dari fotografer muda yang secara jujur menerjemahkan pengalaman batin. Mulai dari kecemasan, trauma, hingga harapan yang menjadi bahasa visual yang kuat dan sarat makna.

Salah satu karya sorotan utama adalah “Bloom in Fragment” oleh Huans Salva, yang menghadirkan meditasi duka dan transisi. Huans menggunakan teknik mixmedia untuk mereplikasi daster dan guling masa kecil sang ibu.

Baca Juga :  Undha AUB Resmi Buka Program S3 Doktor Ilmu Manajemen, Siap Cetak SDM Unggul

Motif bunga matahari dan mawar yang hadir dalam karya ini berfungsi sebagai simbol afirmasi kehidupan, menandai perjalanan dari kesedihan mendalam menuju penerimaan.

Karya lain yang menyentak adalah “Metafora Sebuah Jeli” dari Widyadhana Bhadra Anusara. Widyadhana menawarkan analogi visual yang unik, memvisualisasikan anak sebagai adonan jeli dan pola asuh sebagai cetakannya.

Visualisasi jeli dengan beragam bentuk, dari hati yang stabil hingga boneka beruang yang rapuh akibat proteksi berlebihan, menyampaikan pesan bahwa kekuatan atau kerapuhan mental seorang anak sangat ditentukan oleh “cetakan” lingkungan pembentuknya.

Sementara itu, “What We Eat” karya Ragil Joko Purnomo mengambil sudut pandang tak terduga dengan memotret lima kelompok pangan.

Ragil mengingatkan audiens bahwa ketenangan batin membutuhkan fondasi biologis. Sekaligus menegaskan bahwa sayuran, buah, dan apa yang kita makan adalah infrastruktur biologis yang menopang kewarasan kita setiap hari.

Baca Juga :  Dukung Transisi Energi, FT UNS dan PLN Gelar Seminar Nasional dan EV Experience Day El-Semar Connect ke-13

Terakhir, “Deep Sky” oleh Feri Arifianto mengajak pengunjung untuk menengadah ke langit.

Berangkat dari fakta bahwa tubuh manusia didominasi air, layaknya laut yang dipengaruhi gravitasi bulan, karyanya menggugat hubungan intuitif manusia dengan kosmos.

Karya foto Feri Arifianto menawarkan ketenangan spiritual sebagai jeda yang sangat dibutuhkan dari hiruk-pikuk pemicu stres modern.

Ketua Program PISN, Dr. Andry Prasetyo, menjelaskan bahwa pameran ini adalah puncak dari pendampingan intensif.

“Kami mengubah paradigma komunitas fotografi lokal,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).

“Mereka kini bukan sekadar pemotret, tapi agen perubahan sosial yang mengampanyekan anti-perundungan dan literasi mental melalui karya yang menggugah empati,” jelasnya.

Publik diundang untuk menyelami kisah-kisah visual ini dalam upaya kolektif memperkuat mental generasi muda dan mengampanyekan pentingnya kesehatan batin.

Berita sebelumyaGigigo Dental Resmikan Cabang ke-9 di Solo Baru Bertepatan Hari Anak Sedunia 2025
Berita berikutnyaNeo Solo Grand Mall Dorong Digitalisasi Bisnis Lokal Lewat UMKM Center Festival dan Pasar Nostalgia