Solo Batik Fashion 2025 Rayakan Sweet 17 dengan Tema “Dahulu Sekarang Nanti”

Jumpa pers Solo Batik Fashion (SBF) 2025, Taman Balekambang Solo, Kamis (2/10/2025).

Solokini.com, Solo – Kota Surakarta (Solo) mempertegas posisinya sebagai Kota Batik Dunia dengan kembali menggelar perhelatan akbar Solo Batik Fashion (SBF) 2025.

Memasuki tahun ke-17, SBF kali ini merayakan “Sweet Seventeen” dengan serangkaian acara mode bertajuk “Dahulu Sekarang Nanti” di Bale Pangenggar, Taman Balekambang, Solo, 3 – 5 Oktober 2025.

Acara yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bekerja sama dengan CV. Rama Dian Kencana dan berkolaborasi dengan Solo Fashion Week.

Tema “Dahulu Sekarang Nanti” dipilih untuk merefleksikan perjalanan batik sebagai warisan budaya yang kaya dari masa lampau, kehadirannya yang relevan di masa kini, hingga potensi tak terbatasnya di masa depan.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai komitmen dalam menjaga dan mengembangkan identitas budaya bangsa.

Penyelenggara SBF, Rendy Hapsanto, Solo Batik Fashion 2025 hadir sebagai jembatan yang menghubungkan tradisi dan inovasi.

“Solo Batik Fashion 2025 mengajak masyarakat untuk merayakan batik tidak hanya sebagai warisan, tetapi juga sebagai inspirasi masa depan,” tuturnya, Kamis (2/10/2025).

“Di SBF kali ini kita ingin memunculkan desain baru dengan panggung yang beda tiap harinya. Kita ingin memunculkan sesuatu yang baru,” imbuh Rendy Hapsanto.

Gelaran ini menjadi wadah kolaborasi kreatif yang mendorong pertumbuhan industri batik, khususnya di Solo. Dengan menampilkan koleksi istimewa dari para pembatik dan desainer ready-to-wear ternama Indonesia.

Baca Juga :  SIPA Dampingi Delegasi Palopo ke Festival Tari Topeng Internasional Andong 2025

Untuk menyemarakkan perayaan ini, telah diadakan dua kompetisi bergengsi, Lomba Desain Motif Batik dan Lomba Desain Busana Ready to Wear.

Lomba Motif Batik telah menyaring 15 finalis dari sekitar 200 peserta, sementara Lomba Busana Ready to Wear berhasil mendapatkan 10 finalis terbaik dari total 108 pendaftar.

Gelaran tahun ini dirancang berbeda dengan konsep tiga hari yang merepresentasikan tema waktu.

Hari Pertama merepresentasikan dahulu yang berfokus pada desain fashion batik murni.

Hari Kedua representasi sekarang. Panggung mode dibuka untuk desainer Solo dari berbagai latar belakang, tanpa kewajiban membatik, mencerminkan dunia mode masa kini yang dinamis.

Hari Ketiga merepresentasikan nanti atau masa depan. Tema kembali ke batik, melambangkan masa depan mode batik.

Selain itu, format panggung SBF 2025 juga istimewa, yakni nol, rata, dan tanpa tingkatan, berbeda dengan panggung berundak tahun sebelumnya.

Dalam sambutannya, Wali Kota Surakarta Respati Ardi menyampaikan, SBF bukan sekadar panggung mode, melainkan panggung kebudayaan yang menjembatani antar-generasi.

“Tema tahun ini diharapkan mampu menghadirkan narasi kuat mengenai perjalanan batik sebagai identitas bangsa yang terus berevolusi,” ujarnya.

Solo Batik Fashion 2025 akan menampilkan jajaran nama besar di industri mode.

Baca Juga :  Rayakan HUT ke-80 KAI, KAI Wisata Beri Diskon 10% Fasilitas Shower Hingga Akhir Tahun

Dari ranah pembatik, koleksi istimewa akan ditampilkan oleh Batik Danar Hadi, Batik Semar, Batik Iskandartex Solo, Hadinata Batik, dan Afif Syakur.

Mewakili Asosiasi Perancang Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah, hadir karya dari Djongko Rahardjo, Uzy Fauziah, Tuty Adib, Astuty Kharizma, Hanif Aisyah, Joko Widiarto, dan Andi Setyopitono.

Desainer Djongko Rahardjo menegaskan bahwa Solo Batik Fashion menginginkan sesuatu yang beda dan segar dibandingkan gelaran sebelumnya.

“Solo Batik Fashion lebih banyak menampilkan desainer yang lebih hits dengan karya yang berbeda,” terangnya.

“Desainer harus menggunakan batik, bukan kain motif batik,” tandas Djongko Rahardjo.

Melengkapi keragaman, para desainer Ready to Wear juga akan memamerkan interpretasi mereka terhadap batik.

Seperti Owastera by Dinna, Rhiana Putri, Irna Hariyanto, Brahm Italia, Robby Dion, Lenny Agustin, Dadang Koesdarto, Rania, Aulya Akhsan, Ali Charisma, Yunus J Waluya, dan Batik Pitulungan by Robin dan Hanna

Kehadiran para desainer ini menegaskan bahwa batik mampu tampil dengan wajah baru yang penuh prestise sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap batik di semua kalangan masyarakat.

Acara juga akan dimeriahkan oleh penampilan dari Nashwa Accessories, Himpunan Ratna Busana Surakarta, Tokoh Masyarakat, Influencer, Make Up Artist Surakarta, Ledhek Kepunjulen, dan Mantan Model Solo.

Berita sebelumyaMengenal Waran Terstruktur: Cara ‘Pesan’ Saham dengan Modal Lebih Hemat
Berita berikutnyaMonumen Pers Solo Jadi Saksi Pengukuhan Pengurus PWI Pusat 2025-2030, Misi Bersatu!