Sejumlah Warga Suriname Kunjungi Ponpes Barokah Sukoharjo, Pelajari Pengembangan Pesantren

Kunjungan warga Suriname ke Ponpes Barokah Sukoharjo.

Solokini.com, Sukoharjo – Sejumlah warga negara Suriname mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Barokah Sukoharjo untuk mempelajari pengembangan pesantren.

Mereka berencana menetap selama tiga bulan di Indonesia untuk mempelajari model pendidikan pondok pesantren atau boarding school yang akan diterapkan di Suriname.

Sebanyak lima warga lanjut usia asal Suriname tersebut tidak hanya mengunjungi Sukoharjo tetapi juga sejumlah kota di Indonesia.

Kelima warga Suriname tersebut adalah Ali Joenoes Kartosentiko, Leonard Mangkoe Wihardjo Noto, Ari Steven Paimin, Soekarnen bin Kamsi, dan Jatini Karbin Kamsi.

Mereka semua merupakan pensiunan dari berbagai kantor pemerintahan di Suriname.

Ali Joenoes Kartosentiko (66), mengungkapkan, mereka sudah dua minggu berada di Indonesia untuk nostalgia sekaligus belajar soal pendidikan pesantren.

“Setelah pensiun bisa berkunjung ke Indonesia, selain nostalgia sekaligus kami ingin belajar banyak tentang pendidikan khususnya pesantren,” katanya dengan bahasa Jawa ngoko.

“Kami melihat pesantren di Indonesia sangat maju,” lanjut Ali Joenoes Kartosentiko.

Selain itu, kunjungan di Indonesia ini menjadi kesempatan untuk melepas rindu karena mereka bisa melihat langsung kampung halaman leluhur.

Mereka berkunjung ke Pondok Pesantren Barokah di RT 03 RW 05 Desa Sidorejo, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Sukoharjo.

Baca Juga :  UIN Surakarta Luncurkan Logo Dies Natalis ke-33, Bertema "Unggul Berilmu, Santun Berinteraksi, Mahir Berdigital"

Rombongan warga Suriname itu disambut langsung oleh H. Mukhtar Hartanto, pengasuh Ponpes Barokah Sukoharjo.

“Lima orang dari Suriname ini untuk silaturahim ke Ponpes Barokah sekaligus melihat perkembangan Ponpes kami. Kami sudah mempersiapkan jauh-jauh hari,” tutur H. Mukhtar Hartanto.

“Kami sangat bahagia kedatangan tamu yang luar biasa ini. Dan insya Allah akan kami layani sebaik mungkin. Sehingga apa yang bisa kami berikan, baik ilmu, pengalaman, maupun cerita di sini,” tambahnya.

Menurutnya, kunjungan warga Suriname itu berkaitan dengan salah satu guru Ponpes Barokah yang pernah merantau bahkan pernah menjadi guru di Suriname.

Pihaknya berharap berharap, penerapan keilmuan dan perkembangan pondok pesantren di Indonesia, khususnya Ponpes Barokah, dapat dikembangkan di Suriname.

“Semoga bisa bermanfaat untuk saudara-saudara muslim di Suriname yang sama-sama mengembangkan Islam sebagai Islam rahmatan lil alamin,” ungkapnya.

Delegasi Suriname akan mempelajari berbagai aspek pengelolaan pondok yang komprehensif dari Ponpes Barokah Sukoharjo.

Terlebih Ponpes Barokah menawarkan berbagai program pendidikan. Mulai dari pondok reguler, pondok belajar, full day, hingga boarding school, yang mencakup jenjang SMP, SMA, dan lulusan SMA.

Baca Juga :  UIN Surakarta Luncurkan Logo Dies Natalis ke-33, Bertema "Unggul Berilmu, Santun Berinteraksi, Mahir Berdigital"

Anggota DPRD Sukoharjo sekaligus komite sekolah di SMP Nur Hasan, Machmud Lutfi Huzain, turut menyambut baik kunjungan warga Suriname tersebut.

Pria yang juga pengusaha terssebut menyoroti keunggulan Ponpes Barokah, yaitu program ekonomi mandiri.

“Keunggulan kita adalah ekonomi mandiri, jadi kita melatih anak-anak itu punya wawasan untuk kemandirian, terutama di bidang ekonomi,” jelasnya.

“Mereka punya alasan untuk menjadi seorang pengusaha, insya Allah begitu,” kata Machmud Lutfi Huzain.

Pihaknya berharap, ilmu kemandirian dan kewirausahaan yang diajarkan sejak dini ini dapat membentuk jiwa entrepreneur pada anak-anak.

Menurutnya, ilmu kemandirian dan kewirausahaan juga sangat potensial untuk ditularkan kepada generasi muda di negara Suriname.

Setelah dari Sukoharjo, rombongan ini berencana melanjutkan perjalanan ke Ponpes di Yogyakarta.

Perjalanan mereka dirancang untuk mengamati model pondok pesantren di berbagai kabupaten, dengan durasi kunjungan sekitar satu hari per lokasi.

Harapannya, ilmu dan pengalaman yang diperoleh di Indonesia dapat menjadi bekal berharga untuk mengembangkan lembaga pendidikan Islam yang mandiri dan berdaya saing di Suriname.

Berita sebelumyaRatusan UMKM Soloraya Tampil Serentak di 7 Kabupaten/Kota Selama Solo Raya Great Sale 2025
Berita berikutnyaKaranganyar Catat Omzet Tertinggi di Solo Raya Great Sale 2025