Solokini.com, Solo – Pemerintah Kota Surakarta (Pemkot Solo) kembali menggelar peringatan Hari Wayang Nasional 2025 dengan menyajikan pendekatan seni pertunjukan yang berbeda.
Bertempat di Pendhapi Gede, Balai Kota Surakarta, pada Selasa malam (2/12/2025), acara ini menampilkan kolaborasi inovatif dari Komunitas Dalang Remaja (Darma Suta).
Dalam pagelaran tersebut, Darma Suta membawakan lakon bertajuk “The Construction of Cinematic Warriors: Sang Surya Tenggelam – Karena Karna”.
Berbeda dengan pertunjukan konvensional, pementasan ini mengusung konsep sinematik yang menggabungkan wayang kulit, wayang orang, gamelan, dan tata cahaya dramatis.
Penampilan ini menonjolkan sisi visual yang modern dengan desain panggung interaktif, siluet, serta komposisi musik kontemporer, namun tetap berpijak pada pakem tradisi.
Inovasi ini dilakukan untuk menjadikan wayang sebagai ruang dialog yang relevan bagi generasi muda.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Surakarta (Wawali Solo), Astrid Widayani. Dalam kesempatan itu, Pemkot Solo juga memberikan apresiasi berupa Penghargaan Pelestari Seni Budaya Kota Surakarta Tahun 2025 kepada tiga tokoh maestro, yaitu:
- Joko Sriyono (Maestro wayang beber dari Baluwarti)
- Ignatius Purwanto (Pengrajin canting tembaga terakhir di Joyotakan)
- Nyi Tugini (Pesinden senior dan pembina karawitan)
Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Astrid Widayani didampingi budayawan Kanjeng Gusti Dipo Kusumo, perwakilan ISI Surakarta Wasi Bantarlo, dan Direktur Mataya Arts & Heritage Heru Prasetyo.
Dalam sambutannya, Astrid Widayani menegaskan, pelestarian budaya merupakan gerakan kolektif yang harus terus hidup di tengah perkembangan zaman. Ia menekankan peran vital anak muda dalam menjaga identitas Surakarta sebagai Kota Budaya.
“Anak muda yang lahir dan tumbuh di Kota Budaya harus bisa kreatif, adaptif, dan berani menyuarakan tradisi. Karena merekalah penerus pelestari kebudayaan di Kota Solo,” ujar Astrid.
Ia menambahkan, Pemkot Solo berkomitmen memperkuat ekosistem kebudayaan dengan menyediakan ruang ekspresi dan memfasilitasi program kreatif.
Pagelaran ini mendapat sambutan positif dari ribuan penonton yang hadir, mulai dari mahasiswa, pegiat media sosial, hingga seniman digital, yang diakhiri dengan tepuk tangan meriah pada adegan klimaks “Sang Surya Tenggelam”.















