Solokini.com, Sukoharjo – Suasana ujian akhir semester di Sekolah Luar Biasa (SLB) Hamong Putro Jombor, Sukoharjo mendadak cair dengan kehadiran tokoh superhero Gatotkaca, Selasa (2/12/2015).
Aksi kejutan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, yang jatuh pada tanggal 3 Desember, untuk menyuarakan pesan anti-bullying dan kesetaraan bagi anak-anak difabel.
Aksi yang merupakan kolaborasi antara tim Superhero Gatotkaca dan mahasiswa pegiat literasi dari BK dan Komunikasi Univet ini dimulai sekitar pukul 09.30 WIB.
Tokoh Gatotkaca, yang diperankan oleh Danar, memasuki ruang ujian dan sempat menggantikan guru pengawas untuk mengambil lembar jawaban siswa.
Ketegangan siswa seketika berubah saat setiap anak yang selesai menyerahkan jawaban langsung menerima bingkisan spesial.
Setelah ujian usai, 49 siswa jenjang SMP dan SM dari berbagai kategori kebutuhan
khusus, seperti tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, dan autisme, diajak mengikuti sesi dongeng keliling di depan motor literasi Disporapar.
Acara dilanjutkan dengan aksi simbolik pelukan kasih sayang.
Danar, inisiator aksi tersebut, menjelaskan tujuan utama kegiatan ini.
“Anak-anak difabel ini rawan bullying karena keterbatasan fisiknya. Kami ingin menyuarakan ke masyarakat: sayangilah mereka,” tuturnya, Selasa (2/12/2025).
“Hari ini adalah aksi memperingati Hari Disabilitas Internasional dengan pesan bahwa semua anak, termasuk teman-teman di SLB, adalah sama seperti anak Indonesia lainnya. Mereka adalah anak surga,” tegasnya.
Kehadiran superhero dan sesi dongeng, yang juga melibatkan penerjemah untuk siswa tunarungu, diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa agar tidak merasa minder.
Kepala SLB Hamong Putro Jombor, Vinna Mei Astuti, menyampaikan apresiasi atas inisiatif kemanusiaan ini.
“Pesan kesetaraan dan inklusif yang dibawa hari ini sungguh berarti bagi kami. Semoga aksi ini menginspirasi lebih banyak pihak,” ujar Vinna, yang menyebutkan total siswanya mencapai 103 anak.
Salah satu siswa tunadaksa, Arpitah (kelas 7C), mengaku sangat gembira.
“Saya senang sekali. Biasanya cuma lihat di film, sekarang bisa bertemu langsung,” tuturnya penuh antusias.
Aksi yang penuh kehangatan ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi masyarakat luas mengenai pentingnya cinta, dukungan, dan perlindungan dari perundungan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.














