
Solokini.com, Solo – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengajak media mengawal program Sekolah Rakyat.
Ia menekankan pentingnya peran media dalam mengawal program prioritas pemerintah tersebut melalui penyampaian informasi yang akurat kepada publik.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Media Briefing bertajuk “Menembus Batas Lewat Sekolah Rakyat” di Monumen Pers Nasional, Surakarta (Solo), Minggu (20/7/2025).
Menurut Meutya Hafid, media perlu memahami program Sekolah Rakyat untuk menjamin ketepatan informasi yang disampaikan kepada masyarakat.
“Di tengah maraknya disinformasi dan hoaks, masyarakat harus mendapat informasi yang betul,” tutur Meutya Hafid.
“Dan kami juga titip pesan kepada teman-teman pejuang media massa di Solo, ataupun secara umum di Jawa Tengah, agar kita terus memberitakan hal-hal yang benar kepada masyarakat,” imbuhnya.
Pihaknya memastikan Komdigi akan terus berperan sebagai penghubung antara pemerintah dan media. Terutama dalam penyampaian informasi program-program prioritas pemerintah.
“Di sini Komdigi menyediakan forum agar teman-teman, khususnya media di Jawa Tengah, dapat mendengarkan dan langsung dari Pak Sekjen Kemensos,” kata Meutya Hafid.
“Mengenai sekolah rakyat sebagai salah satu program prioritas pemerintah di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto,” bebernya.
Ia juga menekankan media berperan penting dalam memberikan masukan dan umpan balik terhadap pelaksanaan program-program pemerintah.
“Setiap program tidak mungkin hadir, lahir, lalu sempurna dari awal, pasti ada masukan-masukan,” ungkap Meutya Hafid.
“Itulah fungsi media untuk menyampaikan atau menjadi ruang publik memberi masukan-masukan kepada program-program pemerintah,” jelasnya.
Pihaknya memastikan pemerintah terbuka terhadap segala masukan yang disampaikan oleh media.
Di kesempatan itu, Menkomdigi Meutya Hafid didampingi oleh Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, dan Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Wayan Toni Supriyanto.
Turut hadir Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos), Robben Rico, serta para jurnalis dari berbagai media di wilayah Jawa Tengah.
Sekretaris Jenderal Kemensos, Robben Rico, mengungkapkan, program Sekolah Rakyat yang diamanahkan Presiden Prabowo bertujuan mengentaskan masalah anak tidak sekolah dan putus sekolah.
Kemensos menargetkan tambahan 37 Sekolah Rakyat baru untuk melengkapi 63 SR yang saat ini sudah berjalan per 14 Juli 2025.
Dengan penambahan ini, total akan ada 100 Sekolah Rakyat dengan jangkauan dari Aceh hingga Papua.
Pembangunan fasilitas SR meliputi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang guru, musala, lapangan, rumah dinas guru, ruang makan, UKS, dan fasilitas pendukung lainnya.
Untuk renovasi Sekolah Rakyat Tahap IB, sebanyak 37 lokasi mulai berkontrak pada 4 Juli 2025, dan Tahap IC sebanyak 100 lokasi.
Sehingga total Tahap I akan memiliki 200 lokasi untuk menampung 20.000 siswa.
Robben Rico menjelaskan, program Sekolah Rakyat dari Kemensos ini merupakan jawaban atas data mengkhawatirkan mengenai akses pendidikan di Indonesia.
Ia mencontohkan kondisi di Jawa Tengah, di mana puluhan ribu anak belum pernah sekolah atau putus sekolah di berbagai jenjang.
“Di Jawa Tengah saja, ada 13.894 orang yang belum pernah atau putus sekolah di tingkat SD, 44.816 orang di tingkat SMP. Dan angka yang signifikan mencapai 464.323 orang di tingkat SMA,” ungkap Robben Rico.
Menurutnya, meskipun sekolah negeri sudah gratis biaya operasional, banyak keluarga tidak mampu yang masih terbebani dengan kebutuhan sehari-hari. Seperti seragam, transportasi, dan uang saku, yang membuat anak-anak mereka terpaksa berhenti sekolah.
Saat ini, Jawa Tengah sudah memiliki tujuh Sekolah Rakyat yang beroperasi, dan jumlah ini akan terus dikembangkan seiring dengan perluasan program secara nasional.
Salah satu Sekolah Rakyat di Jateng yang sudah beroperasi adalah Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17, yang menempati Gedung Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso milik Kemensos di Jebres, Solo.