KAI Tambah 1.189 Petugas untuk Amankan Jalur Rawan Bencana

Wakil Direktur Utama PT KAI (Persero), Dody Budiawan
Wakil Direktur Utama PT KAI (Persero), Dody Budiawan

Solo, SolokiniSeiring meningkatnya banjir di berbagai daerah, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengerahkan tambahan 1.189 personel untuk menjaga sejumlah lokasi yang rentan terdampak bencana, seperti jalur yang berpotensi terlanda banjir maupun longsor.

Wakil Direktur Utama PT KAI (Persero), Dody Budiawan, menyampaikan bahwa perusahaan memperketat pemantauan terhadap cuaca ekstrem yang sedang berlangsung. Pengawasan ekstra itu membuat KAI menempatkan petugas tambahan di titik-titik yang dikategorikan rawan.

“Jadi di beberapa titik rawan yang kita sebut daerah perhatian khusus itu, kita tempatkan personel-personel kita yang mengawasi selama 24 jam (seperti) di sungai-sungai. Kita lihat bagaimana akibat hujan ini apakah akan berpengaruh terhadap trek kita, apakah akan mengganggu gitu, kita berikan perhatian khusus. Kita awasi, kita monitor 24 jam,” ujarnya saat melakukan inspeksi di Stasiun Solo Balapan, Rabu (3/12/2025).

Baca Juga :  Hotel Sahid Jaya Solo Hadirkan Kombinasi Kuliner Nusantara dan Ketoprak Komedi di Malam Tahun Baru

Direktur Pengelola Sarana dan Prasarana PT KAI (Persero), Heru Kuswanto, menjelaskan bahwa total 1.189 personel itu dibagi ke tiga kategori penugasan. Mereka bertugas di area rawan banjir dan longsor, membantu penjagaan perlintasan tambahan, serta memperkuat tim pemeriksaan jalur.

“Kalau untuk pengawasan itu kita menambah personel di luar rutin ya. Di luar rutin itu menambah 1.189 orang. Salah satunya di daerah perhatian khusus itu ada sekitar 334 personel, juga ada penjagaan perlintasan tambahan itu 659 dan lainnya yang 188 orang di pemeriksaan tambahan,” katanya.

Baca Juga :  PMI Kota Surakarta Kirim Ribuan Logistik Kebutuhan Dasar untuk Korban Banjir Sumatera

Dody menambahkan bahwa titik-titik paling berisiko berada di wilayah Daop 2 Bandung. Kondisi geografis Jawa Barat yang banyak perbukitan membuat tanah lebih labil dibandingkan Daop 6 Yogyakarta yang cenderung datar.

“Daop 6 minim di sini, karena lintasannya lurus. Lebih banyak di Daop 2 dan Daop 5 karena tanahnya labil ya,” tuturnya.

Berita sebelumyaBandara Adi Soemarmo Salurkan Bantuan Sumur Resapan di Wonogiri, Dukung Konservasi Air Tanah
Berita berikutnyaPeringati Hari Wayang Nasional 2025, Pemkot Solo Tampilkan Wayang Sinematik dan Beri Penghargaan Maestro