Solokini.com, Solo – Animal Photo and Video Competition (IAPVC) 2025 di Solo Safari bukan sekadar kompetisi, melainkan kampanye konservasi sekaligus city branding.
Board of Director Taman Safari Indonesia Group Agus Santoso mengatakan, sudah lebih dari 34 tahun IAPVC konsisten menjadi ajang tahunan.
“Tidak hanya memamerkan keindahan visual tetapi sekaligus menjadi gerakan edukasi dan konservasi satwa,” kata Agus Santoso dalam sambutannya, Sabtu (5/7/2025).
“Yang menyatukan pecinta alam dengan fotograver, videografer, hingga masyarakat umum,” lanjutnya.
Pihaknya mengaku memilih Solo Safari sebagai salah satu lokasi roadshow karena Solo Safari memiliki potensi luar biasa.
Di sisi lain, kata Agus Santoso, kota Solo adalah kota budaya dan kota wisata yang penuh kreativitas.
Lebih dari itu Solo Safari telah menjadi destinasi yang menghadirkan edukasi tentang satwa sekaligus ruang rekreasi keluarga yang ramah lingkungan.
“Kami berharap kegiatan hari ini jadi momentum untuk menginspirasi lebih banyak orang dalam mencintai alam dan satwa,” papar Agus Santoso.
“Meningkatkan kunjungan wisata ke Solo Safari dan tentu juga ke kota Solo ini. Bisa menumbuhkan kreativitas kepada generasi muda di bidang fotografi dan videografi,” imbuhnya.
Ia menegaskan, kompetisi IAPVC 2025 ini bukan sekadar mencari karya terbaik. Tetapi juga bersama sama menyuarakan tentang pentingnya konservasi satwa melalui media sosial baik foto maupun video.
Di kesempatan itu, Agus Santoso juga mengucapkan terima kasih pada Pemkot Surakarta dan seluruh pihak yang sudah mendukung terselenggaranya kegiatan.
“Semoga melalui acara ini kita semua bisa menjadi bagian dari gerakan besar pelestarian satwa dan alam. Serta membawa nama baik kota Surakarta sebagai kota kreatif yang peduli dengan lingkungan,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengatakan, Pemkot Solo selalu mendorong kota ini menjadi gudangnya anak muda yang produktif dan penuh kreativitas.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada Taman Safari Indonesia yang memilih Solo Safari sebagai titik penting roadshow IAPVC ini.
“IAPVC bukan hanya ajang seni visual semata tetapi tentunya juga menjadi media promosi yang edukatif. Bahwa pentingnya pengendalian satwa liar dan alam,” tuturnya.
Menurut Respati Ardi, karya-karya visual hasil dari ajang IAPVC 2025 ini memiliki potensi besar untuk menjadi media kampanye konservasi.
“Kami terus berupaya untuk harmonisasi antara pemerintah dan swasta sehingga kerjasama ini terus berjalan. Dan Solo menjadi kota ramah investasi,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, IAPVC menginspirasi untuk membuat International City Photo & Video Competition sekaligus sebagai city branding kota Solo.
Sebagai informasi, Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menggelar kompetisi tahunan IAPVC pada 2025 ini.
Kompetisi sejak 1991 ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Taman Safari dalam mengampanyekan kepedulian lingkungan melalui konservasi.
Pencetus IAPVC adalah Hans Manansang.
Pada IAPVC 2024 lalu, lebih dari 8.000 peserta dengan lebih dari 23.000 karya terkumpul.
Penyelenggaraan IAPVC tahun ini, berlangsung mulai 12 Juni hingga 30 Agustus 2025.
Tahun ini, IAPVC mengajak masyarakat untuk mengeksplorasi keindahan dan keunikan alam yang jarang terlihat. Dengan tema “The Picture of Nature’s Secret” peserta mengabadikannya dalam bentuk karya visual.
TSI menggelar roadshow IAPVC ke Taman Safari Solo, Taman Safari Bogor, dan Taman Safari Prigen, untuk menjangkau publik yang lebih luas.
Kompetisi ini terbuka untuk fotografer profesional, penggemar fotografi, komunitas kreatif, hingga konten kreator. IAPVC ke-34 ini juga menggandeng fotografer dan jurnalis profesional sebagai dewan juri.