Kirab Keris Pusaka Kiai Pamot Awali Pembukaan Soloraya Great Sale 2025 Karanganyar

Kirab Keris Pusaka Kiai Pamot mengawali pembukaan Solo Raya Great Sale (SGS) 2025 di Karanganyar, Minggu (29/6/2025).

Solokini.com, Solo – Kirab Keris Pusaka Kiai Pamot mengawali pembukaan Solo Raya Great Sale (SGS) 2025 di Karanganyar, Minggu (29/6/2025).

Pembukaan Soloraya Great Sale (SGS) 2025 di Kabupaten Karanganyar tersebut berlangsung semarak dan penuh nuansa budaya.

Acara pembukaan ini menjadi bukti bahwa tradisi dan budaya lokal bisa berpadu harmonis dengan geliat ekonomi lewat Soloraya Great Sale.

Dengan harapan, SGS 2025 yang berlangsung pada 1-31 Juli 2025 mampu mendongkrak sektor perdagangan dan pariwisata di Karanganyar.

Prosesi kirab pusaka keris Kiai Pamot menjadi pembuka yang sarat makna di halaman Pendopo RM Said, Rumah Dinas Bupati Karanganyar.

Sejumlah pejabat dan tokoh penting hadir dalam seremoni SGS 2025 di Karanganyar, menambah khidmat rangkaian acara.

Antara lain, Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, Ketua DPRD Karanganyar, Bagus Selo, serta Wakil Bupati Sragen dan Wakil Bupati Sukoharjo.

Baca Juga :  Sambut Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025, BNN Solo dan Kelurahan Karangasem Gelar Senam Bersama

Kirab pusaka diawali dengan prosesi membawa keris Kiai Pamot, peninggalan bersejarah dari Puro angkunegaran.

Sekretaris Daerah Karanganyar, Timotius Suryadi, mendapat kehormatan untuk mengusung keris sakral tersebut memasuki pendopo.

Tiga Asisten Sekda turut mendampingi, mengawal pusaka tersebut dengan penuh kehormatan.

Begitu keris mulai memasuki pendopo, seluruh pejabat dan tamu undangan yang mengenakan busana adat Jawa lengkap, berdiri sebagai bentuk penghormatan.

Prosesi berlanjut dengan penyerahan keris dari Sekda kepada Bupati Karanganyar, Rober Christanto, yang juga tampil dengan beskap Jawa.

Keris Kiai Pamot merupakan warisan dari Sri Paduka Mangkunegara IV. Mangkunegara VIII secara resmi menitipkan pusaka itu kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

Pusaka ini dipercaya memiliki nilai historis sekaligus simbol perlindungan dan keselamatan bagi wilayah Karanganyar.

Usai penyerahan, Ustad Zihabuddin memimpin doa bersama, memohon keberkahan dan kelancaran acara serta keselamatan bagi seluruh masyarakat.

Baca Juga :  Grebeg Pakujoyo ke-5, Wujud Syukur dan Pelestarian Budaya Kelurahan Gayam Sukoharjo

Setelah doa selesai, Pemkab Karanganyar mengembalikan keris Kiai Pamot ke tempat penyimpanan khusus.

Rangkaian acara berlanjut dengan kirab budaya menuju Gedung Kebudayaan Karanganyar.

Rombongan berjalan kaki dengan penuh semangat, mengenakan beskap Jawi Jangkep untuk pria dan kebaya khas Jawa untuk para wanita.

Menariknya, pada kirab budaya tersebut juga terdapat arak-arakan sebuah gunungan hasil bumi Karanganyar. Gunungan yang berisi beragam hasil pertanian lokal ini menjadi simbol kemakmuran dan wujud rasa syukur masyarakat.

Setibanya di Gedung Kebudayaan, warga yang sudah menunggu dengan antusias berebutan Gunungan hasil bumi tersebut.

“Kami siapkan satu gunungan berisi hasil pertanian Karanganyar yang nantinya dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk berbagi berkah,” ujar Divisi Acara SGS 2025, Angga, Minggu (29/6/2025).

Keris Kiai Pamot, warisan dari Sri Paduka Mangkunegara IV dan resmi dititipkan oleh Mangkunegara VIII kepada Pemkab Karanganyar.
Berita sebelumyaIFI Surakarta Pecahkan Rekor MURI pada Aksi Nasional Fisioterapi
Berita berikutnyaDelegasi Uni Eropa dan Pemprov Jateng Perkuat Kolaborasi untuk Produksi Beras Berkelanjutan